Puncak Batu Tulis Gunung Kawi Menaklukkan Trek Ekstrem di Gunung Putri Tidur
![]() |
(Canva) |
Puncak ini adalah titik
tertinggi di rangkaian Gunung Kawi, yang bersama Gunung Buthak dan
Panderman, membentuk gugusan alam yang dijuluki "Putri Tidur" (Sleeping
Beauty) yang membentang di perbatasan Kabupaten Malang dan Kabupaten
Blitar.
Gunung Kawi: Antara Mistik, Sejarah,
dan Ketinggian
Penting untuk dipahami bahwa
Gunung Kawi di Jawa Timur (yang merupakan gunung berapi kerucut) berbeda dengan
Candi Gunung Kawi yang berada di Bali. Gunung Kawi di Malang ini memiliki nilai
sejarah dan spiritual yang sangat kuat, dibuktikan dengan adanya kompleks
ziarah Pesarean di lerengnya yang ramai dikunjungi peziarah yang mencari
berkah.
Salah satu mitos yang paling
terkenal adalah tentang Pohon Dewandaru yang konon membawa keberuntungan
bagi siapa saja yang menemukan ranting atau buahnya yang jatuh secara alami.
Meskipun aspek mistisnya
terkenal, bagi para pendaki, Gunung Kawi menawarkan tantangan fisik yang nyata.
Pendakian menuju Puncak Batu Tulis bukanlah perjalanan biasa; jalurnya dikenal
panjang dan menuntut kesiapan fisik dan mental ekstra.
Jalur Pendakian Utama Via Lembah
Merkusi (Precet)
Jalur pendakian yang paling
populer dan banyak dipilih untuk mencapai Puncak Batu Tulis adalah
melalui Lembah Merkusi, yang berada di kawasan Precet, Kecamatan Wagir,
Kabupaten Malang. Jalur ini dikenal karena track-nya yang bervariasi
sekaligus menguras tenaga.
Etapa Awal: Hutan Pinus dan Tanjakan
Awal
Perjalanan dimulai dari Basecamp
Lembah Merkusi. Setelah registrasi, pendaki akan disuguhi jalur awal yang
panjang, melewati hamparan hutan pinus yang rimbun.
Di tahap ini, trek
cenderung landai hingga menanjak ringan, membuat suasana pendakian terasa
menyenangkan dan sejuk. Di sekitar Pos 1, pendaki biasanya dapat menemukan sumber
air alami dari pipa, yang sangat penting untuk mengisi ulang perbekalan.
Menguji Nyali di Tanjakan Istighfar
Tantangan sesungguhnya dimulai
setelah Pos 3 atau menjelang Pos 4. Karakteristik jalur berubah drastis menjadi
sangat ekstrem, berbatu, dan dipenuhi akar-akar pohon yang menonjol. Bagian
terberat adalah tanjakan terakhir menuju puncak yang dikenal sebagai "Tanjakan
Istighfar."
Julukan ini diberikan bukan
tanpa alasan. Tingkat kemiringan trek di beberapa titik mendekati 90 derajat,
membuat pendaki harus menggunakan bantuan tali temali yang terpasang atau
bahkan merangkak (scrambling) untuk naik. Struktur tanah yang berpasir
dan berbatu membuat medan ini licin dan rawan longsor, menguji mental dan fisik
secara total.
- Estimasi Waktu Normal: Pendakian dari basecamp hingga Puncak
Batu Tulis biasanya memakan waktu sekitar 7 hingga 9 jam berjalan
normal, belum termasuk waktu istirahat.
Puncak Batu Tulis, Hadiah di
Ketinggian
Setelah menaklukkan Tanjakan
Istighfar yang menguras tenaga, pendaki akan tiba di Puncak Batu Tulis
di ketinggian sekitar 2.603 mdpl. Puncak ini memberikan hadiah berupa
pemandangan yang setimpal dengan perjuangan yang dilalui.
Sunset, dan Panorama Pegunungan
Meskipun bukan yang tertinggi
di Jawa Timur, puncak ini memiliki area datar yang cukup lapang untuk
mendirikan beberapa tenda (camping). Pemandangan dari puncak sangat
spektakuler:
- Pemandangan 360 Derajat: Saat cuaca cerah, Anda dapat melihat gugusan Gunung
Arjuno-Welirang yang megah, serta bayangan Gunung Semeru yang
menjulang tinggi.
- Lautan Awan: Momen matahari terbit (sunrise) dari puncak seringkali
disertai lautan awan yang membentang di bawah, menciptakan ilusi seolah
Anda berdiri di atas langit.
- Keheningan: Berbeda dengan gunung-gunung yang lebih populer, Puncak Batu Tulis
seringkali lebih sepi, memberikan pengalaman mendaki yang lebih personal
dan tenang.
Persiapan Fisik dan Etika Konservasi
Pendakian Puncak Batu Tulis
Gunung Kawi memerlukan persiapan yang serius.
Logistik dan Kesiapan Fisik
- Latihan Intensif: Karena panjangnya jalur dan ekstremnya tanjakan,
pendaki disarankan melakukan latihan fisik intensif sebelum mendaki.
- Air dan Perbekalan: Pastikan membawa perbekalan air yang cukup,
mengingat jalur pendakian yang lama dan ketersediaan sumber air yang
mungkin terbatas di pos-pos atas.
- Peralatan Ekstrem: Wajib membawa sepatu gunung yang mendukung di
medan berbatu dan berlumpur, serta peralatan camping standar
(tenda, sleeping bag, headlamp).
Menjaga Kelestarian Alam dan
Spiritualitas
Pos-pos pendakian di Pegunungan
Kawi, seperti Merkusi Camp, semakin gencar menerapkan sistem Zero Waste
yang ketat. Semua sampah yang dibawa naik harus dibawa turun kembali.
Menjaga kebersihan bukan
sekadar aturan, tetapi merupakan kewajiban untuk menjaga kelestarian hutan dan
keaslian Batu Tulis dari vandalisme. Selain itu, pendaki disarankan
untuk selalu menjaga etika dan bersikap sopan saat melintasi petilasan atau
area yang dianggap keramat, menghormati nilai spiritual yang melekat erat pada Gunung
Kawi sebagai bagian dari warisan budaya Jawa Timur.
Melalui tantangan fisiknya, Puncak Batu Tulis menawarkan hadiah berupa pelajaran kerendahan hati dan panorama alam yang tak terlupakan, menjadikannya petualangan yang sangat berkesan.