Tangis Pecah! Istri Hampiri Suami yang Tewas di Rel Stasiun Klender Baru

Daftar Isi

 

Seorang istri menangis sambil memeluk jenazah suaminya yang tewas di rel Stasiun Klender Baru, Jakarta Timur
Sumber : vivanews

Artikdia – Suasana pagi yang biasanya ramai di Stasiun Klender Baru berubah menjadi hening penuh duka. Seseorang laki-laki ditemui tewas di rel kereta, diprediksi tertabrak KRL dikala melintas

Tangis pecah ketika seorang wanita datang tergesa, lalu berlutut di samping jenazah, mengguncang hati siapa pun yang menyaksikan.

Kejadian memilukan ini berlangsung pada Senin pagi (20/5) sekitar pukul 06.30 WIB, tepat saat lalu lintas penumpang padat. Pria yang diperkirakan berusia 40-an tahun itu ditemukan dalam kondisi mengenaskan tak jauh dari peron.

 

Kejadian Tragis di Rel Klender Baru

Menurut keterangan saksi mata, korban terlihat berjalan terlalu dekat ke jalur rel sesaat sebelum kereta datang dari arah belakang. Banyak yang menduga ia tidak menyadari adanya KRL yang melaju dengan kecepatan tinggi.

“Saya kira dia mau nyeberang, tapi nggak lihat ada kereta dari belakang. Tiba-tiba aja... sudah kejadian,” kata pedagang kopi yang biasa mangkal dekat stasiun.

Petugas keamanan stasiun langsung mengamankan area dan memasang garis polisi. Tak lama kemudian, aparat kepolisian dari Polsek Duren Sawit tiba di lokasi untuk melakukan pemeriksaan awal.

 

Momen Menggetarkan: Istri Menangis di Samping Jenazah

Beberapa menit setelah kejadian, suasana menjadi makin emosional ketika seorang wanita datang tergesa. Ia langsung berlari menembus kerumunan warga dan garis polisi. Dengan napas tersengal dan mata sembab, ia jatuh berlutut di sisi tubuh yang terbujur kaku itu.

“Itu suami saya… itu suami saya,” lirihnya sambil menggenggam tangan korban.

Tangisnya mengundang keheningan. Warga yang tadinya sibuk merekam atau mengamati langsung berhenti. 

Beberapa mencoba menenangkan, namun wanita yang diketahui bernama Sari itu tetap memeluk suaminya sambil terisak.

Sari datang masih mengenakan daster dan sandal rumah, tanda bahwa ia tak sempat bersiap atau mencerna kabar duka tersebut. Ia datang dengan langkah panik, seolah berharap yang dilihatnya hanyalah mimpi buruk belaka.

 

Baca Juga : Respon Demo Ojol dan Taksi Online, Dishub Jatim Evaluasi Program Aplikator

 

Identitas Korban dan Tindakan Lanjut Polisi

Kapolsek Duren Sawit, AKP Lestari Rahayu, menyatakan bahwa korban telah diidentifikasi dengan inisial AR (42), warga Pondok Kopi, Jakarta Timur. Dugaan awal adalah korban tertabrak KRL saat berdiri terlalu dekat dengan rel.

“Kami masih mendalami penyebab pasti kejadian. Jenazah sudah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk identifikasi lebih lanjut,” ujarnya.

Pihak keluarga telah diberi informasi terkait peristiwa ini. Hingga artikel ini ditulis, belum ada dugaan kuat soal unsur kelalaian dari pihak ketiga. 

Namun proses penyelidikan tetap dilakukan untuk memastikan penyebab utama kecelakaan di perlintasan kereta ini.

 

PT KAI Belum Beri Pernyataan Resmi

Pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) hingga kini belum memberikan komentar resmi. Namun, dalam kasus serupa sebelumnya, PT KAI selalu menekankan pentingnya keselamatan di sekitar jalur rel dan mengimbau warga untuk tidak melanggar rambu serta marka peringatan.

Dalam imbauannya, PT KAI menegaskan bahwa jalur rel bukan untuk dilalui pejalan kaki, dan warga diminta menjaga jarak aman demi mencegah tragedi serupa terulang.

 

Tragedi Rel KRL yang Harus Jadi Peringatan Serius

Kejadian ini menjadi satu dari sekian banyak tragedi rel KRL yang menyayat hati. Tidak sedikit warga yang masih menganggap rel kereta sebagai jalan pintas untuk menyeberang, padahal itu sangat berisiko.

Kecelakaan di perlintasan kereta sering kali terjadi karena ketidaksadaran atau tergesa-gesa. Tangisan Sari di tepi rel, sambil memeluk tubuh suaminya, menjadi potret duka sekaligus peringatan keras bahwa kesalahan kecil di area berbahaya seperti rel bisa merenggut nyawa.


Duka yang Menyentuh Nurani

Peristiwa tewas di rel Stasiun Klender Baru bukan hanya tentang kehilangan satu nyawa, tapi juga tentang peringatan bagi kita semua. Tangisan seorang istri menjadi simbol luka yang ditinggalkan oleh kecelakaan tragis yang seharusnya bisa dicegah.

 

Jasa Pembuatan Website UMKM
Jasa Pembuatan Website UMKM
Jasa Pembuatan Website UMKM