Respon Demo Ojol dan Taksi Online, Dishub Jatim Evaluasi Program Aplikator
![]() |
Sumber : Kumparan |
Artikdia – Gelombang aksi protes dari para pengemudi ojek online (ojol) dan taksi daring kembali bergema di depan Kantor Gubernur Jawa Timur, Senin (20/5/2025).
Mereka menuntut penghentian program promo tarif hemat yang dianggap merugikan pendapatan mitra driver. Menanggapi ini, Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim akhirnya turun tangan dengan meminta penghentian sementara sekaligus evaluasi menyeluruh terhadap program tersebut.
Promo Tarif Hemat Dihentikan Sementara
Setelah
hampir dua jam melakukan audiensi tertutup dengan perwakilan aplikator dan
aliansi pengemudi daring, Dishub Jatim memutuskan untuk menghentikan sementara
program promo tarif hemat yang sedang berjalan.
Keputusan
ini menjadi sinyal bahwa pemerintah daerah serius memandang dampak negatif dari
promo berlebihan yang justru menekan penghasilan para mitra pengemudi.
Baca Juga : Benarkah Koruptor di Indonesia Bisa Dihukum Mati? Kontroversi dan Kebijakan
Realita Berat di Balik Tarif Promo
Biaya Operasional Meningkat, Pendapatan Menurun
Selama
beberapa bulan terakhir, pengemudi ojol dan taksi online merasakan tekanan yang
signifikan. Meski tarif promo menawarkan harga lebih murah bagi konsumen, di
sisi lain pendapatan mitra justru menurun drastis.
Apalagi,
kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), biaya servis kendaraan, dan beban
kerja yang semakin berat menambah beban pengemudi.
Subsidi
Aplikator yang Tidak Merata
Beberapa
aplikator memang memberikan subsidi untuk menarik pelanggan melalui promo.
Namun, subsidi aplikator ini belum tentu sampai ke tangan pengemudi secara
adil. Hal ini menimbulkan perasaan ketidakadilan dan menambah ketimpangan
pendapatan ojol.
Dishub Bentuk Tim Evaluasi Tarif
Sebagai langkah nyata merespons demo ojol dan taksi online, Dishub Jatim membentuk tim evaluasi gabungan yang melibatkan pemerintah, aplikator, serta asosiasi pengemudi.
Tim ini diberi tugas untuk merumuskan skema tarif baru yang
lebih adil dan berkelanjutan.
Selain
itu, aplikator juga diwajibkan menyerahkan laporan lengkap terkait dampak
sosial dan ekonomi dari program promo hemat sebagai bahan kajian tim.
Menuju Kebijakan yang Lebih Adil
Evaluasi program promo hemat ini ditargetkan selesai dalam waktu dua hingga tiga minggu. Dishub menegaskan bahwa apabila ditemukan pelanggaran prinsip keadilan, akan segera dibuat regulasi lokal yang mengatur sistem tarif agar lebih adil bagi pengemudi.
Demo ojol dan taksi online kali ini membuka mata banyak pihak tentang pentingnya penataan kebijakan transportasi daring yang memperhatikan kesejahteraan mitra pengemudi.
Dengan evaluasi tarif yang melibatkan semua pihak, diharapkan tercipta skema tarif yang adil dan berkelanjutan, mengurangi ketimpangan pendapatan ojol, serta mengawasi penggunaan subsidi aplikator secara transparan.
Langkah Dishub Jatim bisa
menjadi contoh yang menginspirasi daerah lain dalam menghadapi tantangan serupa
di era ekonomi digital.