Dasar Aqiqah dan Kesalahan yang Sering Terjadi, Panduan Untuk Orang Tua

Daftar Isi
kesalahan yang sering terjadi saat aqiqah

Artikdia - Kelahiran sang buah hati adalah momen yang paling dinantikan oleh setiap pasangan suami istri. Rasa syukur yang melimpah biasanya diwujudkan melalui ibadah aqiqah. Namun, di tengah kebahagiaan tersebut, seringkali orang tua merasa bingung mengenai tata cara yang benar sesuai tuntunan agama.

Banyak yang ingin melaksanakannya, namun belum sepenuhnya memahami dasar aqiqah. Akibatnya, niat baik ini kadang tercampur dengan tradisi yang kurang tepat atau justru terjebak pada kesalahan-kesalahan teknis yang seharusnya bisa dihindari.

Artikel ini akan mengupas tuntas apa itu aqiqah, prinsip dasarnya, serta kesalahan umum yang sering terjadi agar ibadah Anda menjadi lebih sempurna dan berkah.


Apa Itu Aqiqah? Memahami Dasar Syariatnya

Sebelum melangkah lebih jauh, penting bagi kita untuk menyamakan persepsi mengenai pengertian aqiqah. Secara bahasa, aqiqah berarti memutus atau melubangi. Dalam istilah syara', aqiqah adalah penyembelihan hewan ternak pada hari ketujuh kelahiran anak sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT.

Dalil dan Dasar Hukum

Dasar aqiqah dalam Islam bersumber dari hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Samurah bin Jundub:

"Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya, disembelihkan untuknya pada hari ketujuh, digundul rambutnya, dan diberi nama." (HR. Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Mayoritas ulama (Jumhur) berpendapat bahwa hukum melaksanakan aqiqah adalah Sunnah Muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan) bagi orang tua yang mampu.

Tujuan Aqiqah

Pelaksanaan aqiqah bukan sekadar pesta makan-makan. Ada tujuan spiritual yang mendalam, antara lain:

  • Bentuk Syukur: Mengungkapkan kebahagiaan atas karunia keturunan.

  • Melepaskan Gadai: Sebagaimana hadis di atas, aqiqah membebaskan anak dari "gadaian", yang dimaknai oleh sebagian ulama sebagai pembuka syafaat anak bagi orang tuanya di akhirat kelak.

  • Perlindungan: Sebagai doa dan harapan agar anak tumbuh menjadi pribadi yang saleh dan terlindungi dari gangguan setan.


Prinsip-Prinsip Dasar Aqiqah yang Perlu Dipahami

Agar ibadah ini sah, ada aturan main yang harus diikuti. Berikut adalah pilar-pilar atau prinsip dasar aqiqah yang wajib diketahui para orang tua:

1. Jumlah Hewan

Ketentuan jumlah hewan dibedakan berdasarkan jenis kelamin anak:

  • Anak Laki-laki: Dua ekor kambing atau domba yang setara (umur dan besarnya).

  • Anak Perempuan: Satu ekor kambing atau domba.

2. Syarat Sah Hewan Aqiqah

Tidak sembarang hewan bisa disembelih. Syarat hewan aqiqah sama dengan hewan Qurban, yaitu:

  • Cukup Umur (Musinnah): Untuk kambing minimal 1 tahun (masuk tahun ke-2), dan domba minimal 6 bulan (masuk bulan ke-7).

  • Sehat dan Bebas Cacat: Hewan tidak boleh buta, pincang, sangat kurus, atau sakit yang jelas terlihat.

3. Pembagian Daging: Matang atau Mentah?

Ini adalah pertanyaan yang sering muncul. Berbeda dengan daging Qurban yang disunnahkan dibagikan dalam kondisi mentah, dasar aqiqah menganjurkan agar daging dibagikan dalam kondisi sudah dimasak.

Hal ini bertujuan agar penerima manfaat (tetangga, fakir miskin, dan kerabat) bisa langsung menikmatinya tanpa repot mengolahnya lagi, sehingga menambah rasa gembira dan syukur.


Kesalahan Umum dalam Pelaksanaan Aqiqah

Meskipun terdengar sederhana, praktik di lapangan menunjukkan masih banyak kekeliruan yang dilakukan orang tua, baik karena ketidaktahuan maupun karena mengikuti kebiasaan yang salah. Berikut adalah kesalahan umum yang harus Anda waspadai:

1. Menggunakan Hewan yang Tidak Memenuhi Syarat

Salah satu kesalahan fatal adalah membeli hewan hanya berdasarkan harga murah tanpa mengecek kondisinya. Seringkali, hewan yang dibeli ternyata belum cukup umur (belum poel giginya) atau memiliki cacat tersembunyi. Ingat, aqiqah adalah persembahan untuk Allah, maka pilihlah yang terbaik, bukan yang termurah.

2. Pelaksanaan yang Tidak Mengikuti Ketentuan Waktu

Sunnah utama aqiqah adalah pada hari ke-7, ke-14, atau ke-21. Kesalahan yang sering terjadi adalah:

  • Menunda aqiqah padahal mampu, hanya karena ingin menunggu momen pesta besar atau ulang tahun anak.

  • Menganggap aqiqah bisa dilakukan kapan saja tanpa alasan syar'i yang mendesak, sehingga kehilangan keutamaan waktunya.

3. Menyerahkan Semua pada Jasa Aqiqah Tanpa Verifikasi

Di era digital, memesan layanan aqiqah sangat mudah. Kesalahannya adalah orang tua pasrah 100% tanpa melakukan pengecekan (tabayyun).

  • Apakah hewannya benar-benar disembelih?

  • Apakah penyembelihan membaca basmalah dan sesuai syariat?

  • Apakah satu kambing benar-benar untuk satu nama, atau dicampur?

Tanpa verifikasi (seperti meminta video penyembelihan atau melihat langsung), keabsahan ibadah bisa diragukan. [Baca juga: Mengapa Memilih Jasa Aqiqah Resmi Sangat Penting?]

4. Kekeliruan dalam Pembagian Daging

Ada anggapan di masyarakat bahwa daging aqiqah tidak boleh dimakan oleh orang tua yang beraqiqah. Ini adalah pemahaman yang kurang tepat. Orang tua boleh memakan sebagian daging aqiqah untuk mengambil berkah, asalkan sebagian besar lainnya disedekahkan dan dihadiahkan kepada orang lain.

Kesalahan lainnya adalah membagikan daging mentah layaknya Qurban, padahal afdhal-nya adalah masakan matang.

5. Fokus pada Seremonial, Lupa pada Esensi

Terkadang, orang tua terlalu sibuk memikirkan dekorasi acara, souvenir mewah, dan katering prasmanan untuk tamu, hingga melupakan syarat utama hewan aqiqah. Dana habis untuk pesta, namun kambing yang dipilih justru yang paling kurus atau kecil. Ini adalah bentuk ketimpangan prioritas; mendahulukan gengsi sosial di atas syarat sah ibadah.


Cara Menghindari Kesalahan agar Aqiqah Lebih Tepat dan Berkah

Setelah memahami dasar aqiqah dan potensi kesalahannya, berikut adalah langkah preventif yang bisa Anda lakukan:

  1. Siapkan Perencanaan Sejak Kehamilan: Jangan menunggu bayi lahir baru mencari info. Sisihkan dana sejak jauh hari agar saat hari ke-7 tiba, Anda sudah siap secara finansial.

  2. Pastikan Hewan Memenuhi Syarat: Jika membeli sendiri, ajak orang yang paham ternak. Jika menggunakan jasa, pastikan penyedia layanan tersebut transparan dan mau mengirimkan dokumentasi proses penyembelihan.

  3. Konsultasi dengan Ahli Ilmu: Jika ragu tentang perhitungan hari atau teknis pelaksanaan, tanyakan pada Ustaz atau Kyai setempat. Jangan hanya mengandalkan "kata orang tua dulu" yang belum tentu sesuai syariat.

  4. Prioritaskan Syariat di Atas Gaya: Tidak perlu pesta mewah jika anggaran terbatas. Cukup sembelih kambing, masak, dan bagikan ke panti asuhan atau tetangga. Itu sudah sah dan gugur kewajibannya.

  5. Pilih Penyedia Jasa Terpercaya: Gunakan layanan yang memiliki reputasi baik, review positif, dan paham fikih muamalah.


Aqiqah yang Benar Membawa Keberkahan

Memahami dasar aqiqah adalah kunci agar ibadah yang kita lakukan diterima oleh Allah SWT. Aqiqah bukan sekadar tradisi potong kambing, melainkan bentuk ibadah yang memiliki syarat dan rukun tersendiri.

Dengan menghindari kesalahan-kesalahan umum seperti pemilihan hewan yang asal-asalan atau penundaan waktu tanpa uzur, kita berharap anak yang diaqiqahi tumbuh menjadi anak yang saleh, sehat, dan membawa keberkahan bagi keluarga.

Bagi Anda yang sedang merencanakan aqiqah untuk buah hati, pastikan untuk selalu merujuk pada pedoman syariat. Jika Anda membutuhkan solusi praktis tanpa mengurangi nilai ibadah, pertimbangkanlah untuk menggunakan [Rekomendasi Paket Aqiqah untuk Keluarga] yang amanah dan transparan.

Mari luruskan niat, sempurnakan syariat, dan raih keberkahan aqiqah untuk masa depan si Kecil.

Jasa Pembuatan Website UMKM
Jasa Pembuatan Website UMKM
Jasa Pembuatan Website UMKM