Panduan Lengkap Memulai Usaha Peternakan Hewan Besar Yang Menguntungkan
artikdia.web.id Minat terhadap usaha peternakan hewan besar semakin meningkat di Indonesia, seiring dengan permintaan daging dan susu yang terus naik setiap tahun.
Sektor ini bukan hanya menopang ketahanan pangan nasional, tetapi juga menjadi peluang bisnis menjanjikan bagi masyarakat pedesaan dan investor modern.
Berbeda dari peternakan kecil, peternakan hewan besar membutuhkan manajemen profesional, pakan berkualitas, dan skala lahan yang luas — namun potensi keuntungannya juga jauh lebih besar. Artikel ini akan membahas secara lengkap jenis, contoh, hingga cara memulai usaha peternakan besar yang berdaya saing.
Apa Itu Usaha Peternakan Hewan Besar?
Usaha peternakan hewan besar adalah
kegiatan budidaya hewan berukuran tubuh besar untuk tujuan produksi daging,
susu, kulit, atau tenaga kerja, dengan orientasi komersial dan skala ekonomi
menengah hingga besar.
Perbedaan
dengan Peternakan Kecil
Peternakan besar memiliki
karakteristik:
Skala
modal dan lahan lebih luas,
bisa mencapai puluhan hektar untuk ratusan hingga ribuan ekor ternak.
Produksi
massal, tidak
hanya untuk konsumsi lokal, tapi juga suplai industri dan pasar ekspor.
Menggunakan sistem manajemen
modern seperti pencatatan data digital, kandang tertutup
(closed house), dan kontrol nutrisi otomatis.
Peran
dalam Ekonomi Nasional
Sektor ini berkontribusi terhadap:
Penyediaan protein hewani
nasional, terutama daging sapi dan susu segar.
Lapangan
kerja baru di
sektor pakan, distribusi, dan pengolahan hasil ternak.
Penggerak
ekonomi pedesaan
melalui kemitraan dengan koperasi dan BUMDes.
Contoh sektor besar yang paling
berkembang: peternakan sapi, kerbau, babi, dan kuda,
yang tersebar di berbagai provinsi produktif di Indonesia.
Jenis dan Contoh Peternakan Hewan Besar
di Indonesia
1. Peternakan Sapi Potong dan Sapi
Perah
Sapi potong difokuskan pada produksi
daging (misalnya sapi Bali, PO, dan Limousin), sementara sapi perah
menghasilkan susu segar (seperti jenis Frisian Holstein).
Sentra
produksi terbesar berada di:
NTB
dan NTT → fokus
pada sapi potong.
Jawa
Timur dan Jawa Barat
→ pusat sapi perah dan pengolahan susu.
Contoh nyata:
PT
Santosa Agrindo (SANTORI),
bagian dari Japfa Group, merupakan peternakan sapi terbesar dengan sistem
feedlot modern.
Koperasi
Peternak Susu Bandung (KPSBU Lembang) sukses mengelola ribuan sapi perah dan menjadi pemasok
utama susu ke industri besar seperti Frisian Flag.
2. Peternakan Kerbau
Kerbau banyak ditemukan di Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Barat.
Selain
dagingnya, kerbau juga menjadi tenaga kerja di lahan basah dan bagian penting
budaya masyarakat lokal.
Produksi daging kerbau Indonesia
mencapai lebih
dari 20 ribu ton per tahun (BPS 2024).
Kerbau memiliki ketahanan tinggi
terhadap kondisi rawa dan pakan alami seperti jerami fermentasi.
3. Peternakan Modern Lainnya
Selain sapi dan kerbau, Indonesia juga
memiliki peternakan besar untuk:
Kuda – banyak dikembangkan di NTT
(Sumba) untuk wisata dan pacuan.
Babi – dikembangkan secara komersial di Bali
dan Manado, dengan teknologi closed house dan
pengelolaan limbah biogas.
Contoh daerah unggulan: Kabupaten Tabanan (Bali) dan Minahasa (Sulawesi Utara) dikenal dengan sistem peternakan babi yang terintegrasi dan higienis.
Pakan dan Manajemen Usaha Peternakan
Hewan Besar
Pakan merupakan faktor kunci dalam
usaha peternakan besar, karena menentukan pertumbuhan, produktivitas, dan biaya
operasional.
Jenis
Pakan Utama
Hijauan
segar: rumput
gajah, odot, dan kaliandra.
Konsentrat: dedak, ampas tahu, bungkil kelapa,
serta jagung giling.
Fermentasi: teknologi pakan silase untuk cadangan
musim kering.
Manajemen
Efisien
Gunakan sistem pakan
otomatis (automatic feeding system) untuk menghemat tenaga
kerja dan menjaga konsistensi nutrisi.
Terapkan biosecurity ketat
untuk mencegah penyakit.
Gunakan biogas waste
management untuk mengubah limbah menjadi energi dan pupuk
organik.
Contoh lapangan: Beberapa peternakan sapi di Blitar
telah menggunakan limbah kotoran ternak sebagai bahan biogas, menekan biaya
listrik hingga 30%.
Cara Memulai Usaha Peternakan Hewan
Besar
Langkah
Awal
Tentukan
jenis hewan
sesuai lokasi dan iklim (sapi atau kerbau lebih cocok di dataran rendah).
Pilih
lahan luas dan mudah dijangkau,
minimal 1 hektar untuk 30–50 ekor sapi.
Persiapkan
modal awal,
meliputi pembelian bibit, pembuatan kandang, dan pembelian pakan.
Estimasi awal:
Untuk 20 ekor sapi potong, diperlukan modal sekitar Rp500–700 juta,
termasuk lahan dan kandang.
Kunci
Sukses
Mulai dari skala kecil namun terencana.
Catat arus kas dan biaya operasional
dengan rapi.
Bangun kemitraan dengan koperasi,
BUMDes, atau program pemerintah seperti Kemitraan Sapi
Potong Nasional (PSPN).
Jaringan
Pendukung
Banyak peternak yang sukses karena
bermitra dengan:
Dinas Peternakan Daerah (untuk
pelatihan dan vaksinasi gratis)
Pemasok pakan lokal
Koperasi susu untuk penyerapan hasil produksi
Peluang dan Tantangan dalam Usaha
Peternakan Hewan Besar
Peluang
Permintaan daging nasional meningkat
5–7% per tahun (BPS, 2024).
Pasar produk turunan (kulit, pupuk,
susu pasteurisasi) masih terbuka lebar.
Dukungan pemerintah untuk swasembada
daging dan peningkatan ekspor.
Tantangan
Biaya pakan tinggi akibat fluktuasi
bahan baku.
Risiko penyakit seperti PMK (Penyakit
Mulut dan Kuku).
Keterbatasan tenaga kerja dengan
keahlian teknis peternakan.
Solusi
Modern
Gunakan digitalisasi
peternakan: sistem pemantauan hewan berbasis IoT atau aplikasi
manajemen ternak.
Terapkan biosecurity dan
manajemen limbah berkelanjutan.
Fokus pada peternakan hijau (green farming) untuk mengakses pasar ekspor dan sertifikasi keberlanjutan.
Usaha peternakan hewan besar merupakan salah satu sektor paling strategis di Indonesia — tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan protein nasional, tetapi juga membuka peluang bisnis yang sangat potensial.
Dengan manajemen pakan yang efisien, penerapan teknologi, serta kemitraan yang tepat, peternak dapat mencapai produktivitas dan keuntungan optimal.
Untuk Anda yang ingin terjun ke sektor ini, mulailah dari perencanaan matang, penguasaan teknik dasar, dan pemanfaatan dukungan dari pemerintah serta koperasi lokal.




