Dari Sampah Organik Jadi Cuan Rahasia Bisnis Kompos Rumahan!
Artikdia - Siapa sangka, tumpukan sampah dapur yang selama ini dianggap kotor dan tak berguna, ternyata bisa jadi sumber penghasilan baru.
Di tengah isu lingkungan dan harga pupuk yang makin tinggi, membuat kompos dari sampah organik kini bukan cuma bentuk kepedulian terhadap bumi, tapi juga peluang bisnis yang menjanjikan dari rumah.

design by : canva
Masalah Sampah, Peluang yang Sering Terlewat
Data
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat bahwa lebih dari 60%
sampah di Indonesia berasal dari sisa organik, seperti kulit buah, sayuran,
dan sisa makanan. Ironisnya, sebagian besar masih berakhir di tempat pembuangan
akhir tanpa dimanfaatkan.
Padahal,
jika dikelola dengan baik, sampah ini bisa diubah menjadi kompos berkualitas
tinggi yang sangat dibutuhkan petani, toko tanaman hias, hingga komunitas
urban farming di perkotaan.
Fakta dan Potensi Besar di Baliknya
Bayangkan:
dari satu rumah tangga saja bisa dihasilkan 1–2 kilogram sampah organik setiap
hari. Jika diolah secara konsisten, dalam sebulan kamu bisa memproduksi belasan
kilogram kompos.
Harga
jualnya memang tidak mahal sekitar Rp2.000–Rp5.000 per kilogram, tapi ketika
digabungkan dengan volume dan pasar yang terus tumbuh, bisnis ini bisa menjadi
pemasukan tambahan yang stabil.
Apalagi
tren pertanian kota dan tanaman hias sedang meningkat. Banyak orang
mulai sadar pentingnya produk ramah lingkungan, termasuk pupuk organik yang
alami dan bebas bahan kimia.
Langkah-Langkah Sederhana Membuat Kompos di Rumah
Untuk
memulai, kamu tidak butuh lahan luas atau alat mahal. Cukup ember bekas, sisa
dapur, dan sedikit ketelatenan. Berikut langkah dasarnya:
- Siapkan wadah tertutup (ember atau tong plastik) dan
beri lubang kecil di bagian bawah agar udara bisa masuk.
- Pisahkan sampah organik, seperti sisa sayur, kulit
buah, daun kering, dan ampas kopi. Hindari daging atau minyak karena bisa
menimbulkan bau menyengat.
- Tambahkan bahan kering seperti tanah, sekam, atau
serbuk gergaji untuk menjaga kelembapan.
- Aduk seminggu sekali agar proses penguraian
berjalan merata.
- Dalam waktu 4–6 minggu,
bahan organik akan berubah menjadi kompos berwarna cokelat gelap dengan
aroma tanah segar.
Proses ini
bisa dilakukan di dapur, balkon, atau halaman kecil sekalipun. Bahkan banyak
komunitas lingkungan menyediakan pelatihan gratis atau starter kit bagi pemula.
Peluang Usaha Kompos Rumahan
Setelah
punya stok kompos, langkah berikutnya adalah mencari pasar. Peluangnya cukup
luas:
- Petani lokal yang mulai beralih ke
pertanian organik.
- Toko tanaman hias dan nursery yang butuh pasokan pupuk
alami.
- Komunitas urban farming di perkotaan yang ingin
menanam sayur sendiri.
- Penjualan online lewat marketplace seperti
Tokopedia atau Shopee, dengan kemasan 1–2 kilogram.
Beberapa
pelaku usaha bahkan menambahkan nilai tambah seperti kemasan ramah lingkungan
atau label “kompos organik 100% alami” agar lebih menarik di pasaran.
Bisnis
kompos rumahan membuktikan bahwa usaha kecil pun bisa memberi dampak besar.
Dari sekadar memanfaatkan sampah dapur, kamu bisa membangun sumber pendapatan
baru sekaligus ikut menjaga lingkungan.
Tidak perlu
modal besar, cukup konsisten dan sabar. Dalam beberapa minggu, dari hal
sederhana seperti kulit pisang dan daun kering, kamu bisa menghasilkan sesuatu
yang bernilai: tanah subur, lingkungan bersih, dan cuan yang berkelanjutan.
