Cara Efektif Mengendalikan Hama Penggerek Batang pada Tanaman Padi
Mengenal Hama Penggerek
Batang pada Tanaman Padi
Artikdia - Penggerek
batang padi
(Scirpophaga incertulas dan spesies lain) merupakan salah satu hama utama dalam
budidaya padi. Serangga ini menyerang bagian batang dengan cara melubangi dan
memakan jaringan di dalamnya.
Akibatnya,
pertumbuhan tanaman terhambat, bahkan dapat menyebabkan puso atau gagal panen
jika tidak segera ditangani.
Hama ini banyak ditemukan di daerah
tropis, termasuk Indonesia, karena kondisi iklim yang lembap sangat mendukung
perkembangbiakannya.
Oleh
karena itu, pemahaman mendalam tentang ciri, siklus hidup, dan cara pengendalian
hama penggerek batang sangat penting bagi petani.
Ciri-Ciri dan Gejala
Serangan Penggerek Batang
Gejala serangan penggerek batang
dapat dikenali sejak fase vegetatif hingga generatif.
Gejala pada Fase
Vegetatif
Pada fase vegetatif, larva penggerek
batang memakan jaringan di dalam batang muda sehingga muncul gejala:
·
Daun
tengah menguning, layu, dan mudah dicabut.
·
Fenomena
ini disebut sundep.
Gejala pada Fase
Generatif
Pada fase generatif atau saat padi
mulai berbunga, gejalanya meliputi:
·
Malai
tidak keluar atau keluar sebagian.
·
Malai
keluar tetapi berwarna putih dan tidak berisi gabah.
·
Gejala
ini dikenal sebagai beluk.
Jika serangan meluas, hasil panen
bisa menurun drastis bahkan gagal total.
Siklus Hidup Penggerek
Batang
Memahami siklus hidup penggerek
batang penting untuk menentukan waktu pengendalian yang tepat.
Telur
Betina dewasa meletakkan telur dalam
kelompok kecil di permukaan daun, biasanya tertutup bulu putih seperti kapas.
Larva
Larva yang baru menetas akan masuk
ke batang padi. Inilah fase paling merusak karena larva memakan jaringan di
dalam batang.
Pupa dan Imago
Setelah selesai berkembang, larva
berubah menjadi pupa di dalam batang. Kemudian muncul ngengat dewasa yang siap
bertelur kembali.
Siklus
hidup ini berlangsung sekitar 30–40 hari, sehingga dalam satu musim tanam bisa
terjadi beberapa generasi.
Cara Pengendalian
Penggerek Batang
Ada beberapa strategi pengendalian
yang bisa dilakukan petani. Pendekatan yang paling efektif adalah Pengendalian
Hama Terpadu (PHT), yaitu mengombinasikan metode alami,
mekanis, biologis, dan kimiawi.
Pengendalian Alami dan
Budidaya
·
Pengaturan waktu tanam serempak untuk memutus siklus hidup hama.
·
Sanitasi lahan dengan membersihkan sisa jerami
atau batang padi setelah panen agar larva tidak bertahan.
·
Pemupukan berimbang agar tanaman lebih kuat, terutama
dengan menekan penggunaan pupuk nitrogen berlebihan.
Pengendalian Biologis
·
Melepas
musuh alami seperti Trichogramma spp. (parasit telur) atau Cotesia
flavipes (parasitoid larva).
·
Memanfaatkan
jamur entomopatogen seperti Beauveria bassiana yang
dapat menginfeksi larva penggerek batang.
Pengendalian Mekanis
·
Mengumpulkan
kelompok telur dan menghancurkannya secara manual.
·
Memasang
lampu perangkap untuk menangkap ngengat dewasa di malam hari.
Pengendalian Kimiawi
·
Jika
serangan sudah parah, penggunaan insektisida selektif bisa dilakukan.
·
Penyemprotan
harus dilakukan pada fase telur atau larva muda agar lebih efektif.
·
Rotasi
bahan aktif insektisida untuk mencegah resistensi.
Dampak Serangan Penggerek
Batang terhadap Hasil Panen
Serangan penggerek batang
padi dapat mengakibatkan kerugian ekonomi yang besar. Pada
serangan ringan, penurunan hasil bisa mencapai 10–20%, sedangkan pada serangan
berat bisa menyebabkan gagal panen. Oleh karena itu, pengendalian harus
dilakukan sejak dini sebelum populasi hama meningkat.
Strategi Pencegahan yang
Berkelanjutan
Pencegahan lebih baik daripada
mengobati. Beberapa langkah yang bisa dilakukan petani untuk menekan risiko
serangan:
·
Menanam
varietas padi yang tahan penggerek batang.
·
Melakukan
rotasi tanaman agar siklus hidup hama terputus.
·
Mengatur
pola irigasi untuk mengurangi kelembapan berlebih.
·
Menerapkan
sistem tanam jajar legowo agar sirkulasi udara lebih baik.
FAQ
1.
Kapan waktu terbaik mengendalikan penggerek batang?
Pengendalian terbaik dilakukan pada fase telur dan larva muda, karena pada fase
ini hama lebih rentan terhadap musuh alami maupun pestisida.
2.
Apakah semua varietas padi rentan terhadap penggerek batang?
Tidak semua. Beberapa varietas unggul sudah dikembangkan agar lebih tahan
terhadap serangan hama ini.
3.
Apakah insektisida selalu efektif untuk penggerek batang?
Tidak selalu. Insektisida hanya efektif jika digunakan tepat sasaran. Karena
itu, metode PHT lebih dianjurkan agar pengendalian lebih berkelanjutan.
4.
Bagaimana cara petani mengetahui tingkat serangan di lahan?
Petani bisa melakukan pengamatan rutin dengan menghitung jumlah tanaman yang
menunjukkan gejala sundep atau beluk di petakan sawah. Jika persentasenya
tinggi, perlu dilakukan tindakan pengendalian segera.