Budidaya Teh Tradisional dari Pembibitan hingga Pemetikan

Table of Contents

 

 

Bibit tanaman teh di persemaian tradisional Blitar

Artikdia - Budidaya teh merupakan salah satu warisan pertanian yang hingga kini masih dijaga di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Perkebunan Teh Sirah Kencong di Blitar.

Metode tradisional dalam pembibitan, perawatan, hingga pemetikan daun teh tetap dipertahankan karena mampu menghasilkan kualitas teh premium dengan cita rasa khas.

Artikel ini akan membahas secara rinci tahapan budidaya teh tradisional, mulai dari pemilihan bibit unggul hingga teknik pemetikan manual “two leaves and a bud” yang menjadi standar kualitas teh dunia.

 

Sejarah dan Pentingnya Budidaya Teh Tradisional

Budidaya teh tradisional telah berlangsung selama ratusan tahun di Indonesia. Di Blitar, khususnya di daerah Kawasan perkebunan Sirah Kencong, metode ini diwariskan dari generasi ke generasi. Meskipun modernisasi pertanian telah menghadirkan mesin pemetik, metode tradisional tetap dipertahankan karena:

  • Menjaga kualitas pucuk agar cita rasa teh lebih nikmat.
  • Memberikan lapangan kerja bagi masyarakat lokal, terutama buruh petik.
  • Menjadi daya tarik wisata edukasi yang menghubungkan sektor pertanian dengan sektor pariwisata.

 

Teknik Pembibitan Teh

Pemilihan Varietas

Langkah pertama adalah memilih varietas teh unggul yang tahan hama, memiliki produktivitas tinggi, dan menghasilkan pucuk berkualitas. Varietas seperti Camellia sinensis var. assamica dan Camellia sinensis var. sinensis umum digunakan di perkebunan teh Indonesia.

Persemaian

Bibit ditanam dalam polybag berisi tanah gembur dan pupuk organik. Masa persemaian biasanya berlangsung 6–12 bulan, hingga tanaman cukup kuat untuk dipindahkan ke lahan utama.

Pemindahan ke Lahan

Tanaman muda dipindahkan ke perkebunan dengan jarak tanam teratur. Jarak ini penting untuk memastikan sinar matahari cukup dan memudahkan proses pemeliharaan.

 

Perawatan Tanaman Teh

Pemangkasan

Pemangkasan rutin dilakukan untuk menjaga tinggi tanaman sekitar 1 meter. Tujuannya agar buruh petik dapat menjangkau pucuk dengan mudah, sekaligus merangsang pertumbuhan tunas baru.

Pemupukan

Petani biasanya menggunakan kombinasi pupuk organik (kompos, kotoran ternak) dan pupuk anorganik (NPK). Pemberian pupuk dilakukan sesuai siklus pertumbuhan, biasanya setiap 3–4 bulan sekali.

Pengendalian Hama

Metode tradisional mengandalkan pestisida alami, seperti ekstrak daun mimba atau penggunaan predator alami. Pengendalian ini penting agar daun teh tetap sehat tanpa merusak ekosistem.

 

Teknik Pemetikan Daun Teh

Pemetikan Manual

Metode paling terkenal adalah “two leaves and a bud”, yaitu memetik dua daun muda beserta satu pucuk. Cara ini ampuh untuk menghasilkan teh dengan kualitas terbaik karena pucuk muda kaya akan senyawa polifenol dan katekin.

Alat yang Digunakan

Para buruh petik menggunakan keranjang bambu yang digendong di punggung. Hasil petikan daun the dikumpulkan sebelum dibawa ke tempat pengolahan.

Keunggulan Metode Manual

  • Daun yang dipetik lebih selektif.
  • Kualitas rasa dan aroma teh lebih premium.
  • Menjadi ciri khas teh tradisional Blitar.

 

Bibit tanaman teh di persemaian tradisional BlitarBibit tanaman teh di persemaian tradisional Blitar

Dampak Budidaya Tradisional terhadap Kualitas Teh

Cita Rasa dan Aroma

Teh yang dipetik secara manual umumnya memiliki aroma lebih segar dan rasa yang lebih lembut dibanding hasil pemetikan dengan mesin.

Nilai Ekonomi

Teh premium dari pemetikan manual dihargai lebih tinggi di pasar internasional. Hal ini memberi keuntungan lebih besar bagi pengelola perkebunan.

Konservasi Tradisi

Budidaya tradisional bukan hanya tentang kualitas, tetapi juga tentang melestarikan budaya kerja masyarakat lokal yang telah berlangsung turun-temurun.

 


Internal Link ke Artikel Pendukung:

  • Ingin tahu sejarah lengkap perkebunan teh Blitar? 
  • Baca artikel utama: Perkebunan Teh Sirah Kencong, Pertanian Teh di Blitar
  • Mau tahu bagaimana kehidupan sehari-hari buruh petik teh? 
  • Simak artikel pendukung: Kehidupan Para Petani Teh Tradisional di Blitar.
  • Untuk memahami dampak modernisasi 
  • baca juga: Transformasi Industri Teh dan Pengaruh Modernisasi Teknologi Pertanian.

 

FAQ

1. Mengapa pemetikan manual lebih disukai dibanding mesin?
Karena pemetikan manual lebih selektif sehingga kualitas daun teh tetap terjaga, menghasilkan cita rasa premium.

2. Apa standar internasional dalam pemetikan teh?
Standar paling terkenal adalah “two leaves and a bud”, yaitu memetik dua daun muda dan satu pucuk
nya.

3. Berapa kali panen teh bisa dilakukan dalam setahun?
Di perkebunan seperti Sirah Kencong, panen bisa dilakukan setiap 7–15 hari sekali tergantung musim.

4. Apakah budidaya tradisional lebih mahal biayanya?
Secara tenaga kerja memang lebih mahal, tetapi harga jual teh premium menutup biaya tersebut.

5. Apakah generasi muda masih tertarik dengan budidaya teh tradisional?
Sayangnya, minat generasi muda menurun karena mereka menganggap pekerjaan ini berat. Namun, dengan adanya wisata edukasi dan pemasaran digital, ada peluang untuk menarik kembali minat mereka.


Jasa Pembuatan Website UMKM
Jasa Pembuatan Website UMKM
Jasa Pembuatan Website UMKM