Sego Boranan Lamongan Gurihnya Nasi Tradisional dengan Lauk Lengkap
Artikdia – Kabupaten Lamongan selama ini dikenal dengan kuliner khasnya yang mendunia seperti soto Lamongan. Namun, ada satu sajian lain yang tak kalah populer di kalangan masyarakat lokal yaitu Sego Boranan. Hidangan ini bukan sekadar nasi biasa, melainkan paduan lauk komplet dengan rasa khas yang melekat pada budaya Lamongan.
Asal Usul Sego Boranan
Sego Boranan sudah dikenal masyarakat Lamongan sejak puluhan tahun lalu. Nama “Boranan” sendiri berasal dari wadah anyaman bambu berbentuk bulat yang disebut “boran”. Wadah ini digunakan pedagang untuk menggendong nasi dan lauk pauk saat berjualan keliling. Dari sinilah kuliner ini mendapat namanya.
Simbol Kesederhanaan Masyarakat Lamongan
Dulu, Sego Boranan dijajakan oleh ibu-ibu yang berjalan kaki berkeliling kampung. Mereka menjual nasi dengan aneka lauk sederhana sebagai bekal makan warga desa. Tradisi itu kini bertransformasi, menjadikan Sego Boranan sebagai identitas kuliner khas Lamongan.
Ciri Khas Sego Boranan
Berbeda dengan sajian nasi lain, Sego Boranan identik dengan lauk yang variatif dan sambal khas yang pedas gurih.
Nasi dan Lauk Pauk yang Lengkap
Sego Boranan disajikan dengan nasi putih pulen, kemudian diberi aneka lauk seperti ayam goreng, empal daging, tempe, tahu, telur, hingga ikan bandeng khas Lamongan. Ada juga peyek dan rempeyek udang yang menambah tekstur renyah.
Sambal Boranan yang Melegenda
Yang membuat hidangan ini berbeda adalah sambalnya. Sambal boranan terbuat dari cabai, bawang, tomat, dan rempah-rempah, menghasilkan rasa pedas yang khas. Bagi sebagian orang, sambal ini menjadi alasan utama datang kembali menikmati Sego Boranan.
Sego Boranan dan Identitas Kuliner Lamongan
Meski Lamongan sudah terkenal dengan soto, masyarakat setempat menganggap Sego Boranan sebagai makanan keseharian yang tak bisa ditinggalkan.
Hidangan untuk Semua Kalangan
Sego Boranan bukan hanya makanan rakyat, tetapi juga kerap disajikan dalam acara keluarga, hajatan, atau tradisi lokal. Keberadaannya menyatukan semua kalangan, dari pedagang, petani, hingga pejabat daerah.
Perempuan Penjaja Sego Boranan
Fenomena menarik lain adalah hampir semua pedagang Sego Boranan adalah perempuan. Mereka menjajakan dagangannya sejak pagi dengan boran di punggung, meneruskan tradisi turun-temurun.
Menikmati Sego Boranan di Lamongan
Wisata kuliner Lamongan belum lengkap tanpa mencicipi Sego Boranan langsung di tempat asalnya.
Lokasi dan Suasana
Sego Boranan mudah ditemui di kawasan alun-alun Lamongan, terminal, hingga sepanjang jalan utama kota. Pedagang biasanya berjualan di pagi hingga siang hari. Suasana makan Sego Boranan di Lamongan terasa khas, karena banyak pembeli duduk lesehan menikmati hidangan bersama-sama.
Harga yang Bersahabat
Meski lauknya lengkap, harga Sego Boranan relatif terjangkau, berkisar antara Rp10.000–Rp20.000 per porsi. Dengan porsi yang mengenyangkan, sajian ini menjadi pilihan utama masyarakat lokal maupun wisatawan.
Transformasi Sego Boranan
Seiring perkembangan zaman, Sego Boranan mulai masuk ke restoran modern dan menjadi menu andalan.
Dari Warung Kaki Lima ke Restoran
Beberapa pengusaha kuliner mengangkat Sego Boranan agar bisa dinikmati dalam konsep lebih modern. Meski begitu, cita rasa aslinya tetap dipertahankan, khususnya pada sambal dan lauk tradisional.
Potensi Kuliner Wisata
Sego Boranan kini tak hanya jadi makanan sehari-hari, tetapi juga daya tarik wisata kuliner Jawa Timur. Pemerintah daerah Lamongan bahkan menjadikan kuliner ini sebagai bagian dari promosi pariwisata.
Sego Boranan bukan sekadar sepiring nasi dengan lauk lengkap, melainkan cerminan budaya Lamongan yang sarat makna. Dari boran anyaman bambu hingga sambal pedas khasnya, kuliner ini menjadi bukti bahwa makanan sederhana bisa menyimpan kekayaan rasa dan sejarah.