Sate Kelinci Blitar, Gurihnya Olahan yang Jadi Ikon Wisata
Artikdia - Blitar, kota kecil yang dikenal sebagai tanah kelahiran Bung Karno, bukan hanya menyimpan sejarah dan destinasi wisata budaya, tetapi juga kuliner yang khas. Salah satu hidangan yang cukup menonjol adalah sate kelinci, sajian yang semakin populer baik di kalangan warga lokal maupun wisatawan.
Jika biasanya masyarakat mengenal sate ayam atau kambing, di Blitar sate kelinci hadir dengan cita rasa berbeda: lebih gurih, teksturnya empuk, dan kaya rempah. Sajian ini banyak ditemukan di kawasan wisata alam, seperti di lereng Gunung Kelud maupun daerah perbukitan sekitar Blitar.
Asal-Usul dan Popularitas Sate Kelinci
Dari Tradisi Hingga Ikon Wisata
Sate kelinci bukanlah kuliner baru di Blitar. Hidangan ini mulai populer sejak berkembangnya wisata alam di sekitar Gunung Kelud. Para pedagang lokal mencoba memanfaatkan kelinci ternak sebagai bahan sate, menawarkan sesuatu yang berbeda dari sate ayam atau kambing.
Lambat laun, sate kelinci menjadi ikon kuliner Blitar. Banyak wisatawan yang berkunjung ke Gunung Kelud menjadikan hidangan ini sebagai bagian dari perjalanan mereka. Cita rasa uniknya menjadikan sate kelinci semakin dicari, baik oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.
Proses Pengolahan yang Membuat Istimewa
Dari Daging Segar Hingga Tusukan di Atas Bara Api
Sate kelinci diolah dengan cukup sederhana namun penuh cita rasa. Daging kelinci yang segar dipotong kecil-kecil, kemudian ditusuk menggunakan bambu. Setelah itu, daging dibumbui dengan bawang putih, ketumbar, kecap, serta rempah lainnya.
Saat dibakar di atas bara api, aroma gurih sate kelinci langsung tercium, membangkitkan selera makan siapa pun yang lewat. Sajian ini biasanya disajikan dengan bumbu kacang kental, sambal, dan nasi hangat atau lontong.
Rasa yang Membuat Penasaran
Gurih, Empuk, dan Berbeda dari Sate Lain
Bagi yang pertama kali mencoba, sate kelinci memang memberikan pengalaman baru. Tekstur dagingnya lebih lembut dibanding sate kambing, namun tidak terlalu amis seperti daging ayam. Rasa gurih dari bumbu bakaran berpadu sempurna dengan manisnya kecap dan pedasnya sambal.
Tak heran, banyak wisatawan yang kemudian menjadikan sate kelinci sebagai menu wajib ketika berkunjung ke Blitar. Rasanya yang khas membuat sate kelinci sulit dilupakan, bahkan sering dijadikan oleh-oleh kuliner dalam bentuk frozen food.
Lokasi Populer Menikmati Sate Kelinci
Dari Gunung Kelud hingga Pusat Kota Blitar
Sate kelinci banyak ditemukan di kawasan wisata alam. Beberapa lokasi yang populer antara lain:
- Kawasan Gunung Kelud – menjadi pusat sate kelinci, dengan banyak warung berjajar di sepanjang jalan menuju puncak.
- Perbukitan Sirah Kencong – wisata teh dan alam yang juga menyajikan sate kelinci hangat.
- Pusat Kota Blitar – beberapa rumah makan khas Jawa juga mulai menawarkan sate kelinci sebagai menu spesial.
Harga sate kelinci cukup terjangkau, berkisar antara Rp20.000–Rp30.000 per porsi, tergantung lokasi dan ukuran porsi.
Kontroversi dan Perspektif
Antara Kuliner Tradisional dan Pandangan Etis
Meski banyak digemari, sate kelinci tidak lepas dari kontroversi. Sebagian orang menganggap kelinci lebih cocok dijadikan hewan peliharaan daripada bahan makanan. Namun, masyarakat Blitar menegaskan bahwa daging kelinci yang digunakan berasal dari jenis kelinci pedaging, bukan kelinci hias.
Bagi mereka, sate kelinci adalah bagian dari tradisi kuliner yang sudah diwariskan turun-temurun. Selain itu, beternak kelinci juga memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Sate Kelinci sebagai Daya Tarik Wisata
Kuliner yang Menguatkan Identitas Blitar
Sate kelinci kini menjadi bagian penting dari identitas kuliner Blitar. Kehadirannya tidak hanya memperkaya ragam makanan khas, tetapi juga memperkuat daya tarik wisata daerah. Wisatawan yang berkunjung ke Blitar hampir selalu direkomendasikan untuk mencicipi sate kelinci sebagai pengalaman otentik.
Bahkan, beberapa paket wisata lokal sudah memasukkan kuliner sate kelinci sebagai salah satu agenda, berdampingan dengan kunjungan ke Makam Bung Karno atau wisata alam Gunung Kelud.
Sate kelinci Blitar bukan sekadar makanan, melainkan juga cerminan kreativitas masyarakat lokal dalam mengolah sumber daya yang ada. Rasanya yang gurih, empuk, dan khas menjadikan kuliner ini begitu istimewa.
Meski menuai perdebatan dari sisi etis, sate kelinci tetap bertahan sebagai ikon kuliner Blitar yang semakin menguatkan posisi kota ini sebagai destinasi wisata sejarah sekaligus kuliner.