Wali Kota Bandung dan Gubernur Jabar Gembleng SPMB dari Cengkraman Pungli dan Siswa Titipan
Artikdia - Detak jam penerimaan mahasiswa baru kerap diiringi bisik-bisik tak sedap soal jalan pintas. Namun, tahun ini, skema itu dipancung tegas. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, bersama Dedi Mulyadi, secara lugas melayangkan "Deklarasi Perang" terhadap praktik pungutan liar (pungli) dan fenomena siswa titipan dalam Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).
Bukan
sekadar retorika, ini adalah janji untuk menggembleng sistem, memastikan SPMB
bersih dari noda yang mengotori harapan ribuan calon penerus bangsa.
Kolaborasi
dwi-tunggal pimpinan daerah ini adalah wujud nyata dari tekad untuk mengukir
sistem pendidikan yang betul-betul bersih, jernih, dan adil.
Langkah
ini bukan sekadar kebijakan populis, melainkan pondasi vital untuk memastikan
setiap pelajar menggapai kesempatan yang setara, semata-mata berlandaskan
potensi dan kerja keras mereka, bukan lobi atau kekuatan kocek. Membangun pendidikan
berkeadilan adalah investasi jangka panjang untuk kualitas SDM bangsa.
Jaring Pengawasan Publik
yang Tak Kenal Lelah
Wali Kota
Bandung menekankan bahwa benteng terkuat melawan kecurangan adalah mata dan
telinga publik. "Kami mengajak seluruh elemen masyarakat, orang tua murid,
dan para calon mahasiswa untuk menjadi garda terdepan. Laporkan setiap aroma
kecurangan, sekecil apa pun itu. Kami akan memastikan setiap laporan
ditindaklanjuti dengan sigap dan tuntas," tegasnya dalam sebuah pernyataan
pers yang disampaikannya di Balai Kota Bandung, Rabu (11/6/2025).
Pemerintah
kota akan mengaktifkan kanal pengaduan khusus, baik daring maupun luring, yang
dirancang agar mudah diakses dan responsif. Ini adalah bagian integral dari
komitmen untuk mewujudkan SPMB bersih yang dipercaya publik.
Palu Sanksi Tegas untuk
Pemain Kotor
Gubernur
Jawa Barat, Mochamad Iriawan, tak kalah tajam. Ia mengibaratkan para pelaku
pungli dan siswa titipan sebagai pengkhianat masa depan.
Gubernur Jawa
Barat juga menegaskan sinergi tak terpisahkan dengan aparat penegak hukum.
"Kami tak akan ragu untuk menyerahkan kasus ini ke tangan hukum pidana
jika bukti-bukti kuat terkumpul. Tujuannya satu: menciptakan efek jera yang
masif, agar praktik nista ini tak lagi berani muncul ke permukaan. Ini adalah
wujud nyata dari komitmen kami untuk memastikan SPMB bersih
seutuhnya," pungkasnya. Penegakan regulasi penerimaan mahasiswa
akan dilakukan secara ketat, tanpa kompromi.
Merajut Asa untuk Generasi Emas Melalui Sistem Berintegritas
Aksi
nyata dari para pemimpin daerah ini bukan sekadar tindakan represif, melainkan
sebuah investasi fundamental dalam pembentukan karakter dan kualitas sumber
daya manusia. Diharapkan, iklim pendidikan di Jawa Barat akan menjadi lebih
sehat dan kompetitif.
Mendudukkan Meritokrasi di Singgasana
Seorang
akademisi dan pengamat pendidikan dari Universitas Padjadjaran, menyambut baik
gebrakan ini. "Ini adalah pukulan telak bagi praktik kotor dan sinyal kuat
bahwa era transaksional dalam pendidikan sudah berakhir. Transparansi
seleksi yang dijaga ketat akan mengembalikan meritokrasi ke
singgasananya, memastikan hanya mereka yang benar-benar cakap yang berhak atas
kursi pendidikan," terangnya.
Menurutnya, praktik pungli dan siswa titipan adalah racun yang merusak kualitas lulusan dan integritas moral bangsa. Dengan regulasi penerimaan siswa yang ditegakkan, diharapkan hanya bibit unggul yang akan tumbuh.
Melukis Masa Depan Pendidikan Gemilang
Dengan
gaung penegasan dari Wali Kota Bandung dan Gubernur Jawa Barat, terbitlah
harapan bahwa proses SPMB kali ini akan berjalan tanpa cela, jujur, dan adil.
Komitmen kolektif ini adalah pilar vital dalam membangun ekosistem pendidikan
yang menjunjung tinggi keunggulan dan kejujuran.
SPMB
bersih bukan
lagi utopia, melainkan sebuah visi yang tengah diwujudkan bersama, demi
melahirkan generasi emas yang berkarakter, cerdas, dan siap mengukir sejarah
bangsa. Pemerintah daerah akan terus menjadi nahkoda pengawal, memastikan
setiap tahapan proses berjalan lurus, mewujudkan impian pendidikan yang setara
dan berkualitas untuk semua.