Pentingnya Literasi Digital bagi Anak Zaman Now: Bekal Wajib di Era Modern
![]() |
Foto ilustrasi by AI |
Anak Melek Teknologi, Tapi Apakah Sudah Melek Digital?
Artikdia
- Anak-anak zaman sekarang sangat akrab dengan teknologi. Mulai dari menonton
video di YouTube, bermain gim online, hingga belajar melalui aplikasi digital,
semuanya mereka lakukan dengan lincah.
Tapi
pertanyaannya, apakah mereka hanya mahir mengoperasikan gawai, atau sudah
benar-benar memiliki literasi digital?
Pentingnya
literasi digital tidak
hanya terletak pada kemampuan menggunakan teknologi, tapi juga pada
keterampilan memahami, menyaring, dan merespons informasi secara cerdas dan
bertanggung jawab.
Di era
banjir informasi seperti sekarang, hal ini menjadi bekal wajib agar anak-anak
bisa selamat dan produktif di dunia maya.
Literasi Digital: Lebih
dari Sekadar Bisa Pakai Gadget
Memilah Informasi dan
Menjaga Etika Digital
Literasi
digital mencakup banyak hal. Tidak cukup hanya tahu cara mengetik atau mencari
video, anak juga perlu tahu bagaimana memfilter informasi online,
mengenali hoaks, menjaga privasi digital, serta berkomunikasi dengan sopan di
ruang virtual.
Dalam
sebuah studi terbaru oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo),
ditemukan bahwa masih banyak anak usia sekolah dasar hingga menengah yang belum
memahami konsep dasar keamanan digital.
Hal ini
membuat mereka rentan terhadap konten negatif, perundungan siber, hingga
kecanduan gim daring.
Tantangan yang Dihadapi
Anak Zaman Now
Dunia Digital Penuh
Peluang, Tapi Juga Ancaman
Berbagai
platform digital menyajikan dunia yang seru dan interaktif bagi anak. Namun, di
balik kemudahannya, tersembunyi risiko yang tak boleh dianggap sepele.
Konten
tidak ramah anak, iklan tersembunyi, serta fitur interaksi yang tidak selalu
aman bisa membentuk pola pikir dan kebiasaan yang salah jika tidak dibimbing
dengan baik.
Misalnya,
seorang anak yang terbiasa menerima informasi mentah dari media sosial bisa
saja menelan hoaks tanpa menyadari bahayanya.
Atau,
anak yang terlalu sering bermain gim daring bisa mengalami kesulitan
bersosialisasi secara nyata. Di sinilah literasi digital menjadi alat untuk
membangun edukasi digital untuk anak yang lebih seimbang.
Program Literasi Digital
yang Sudah Ada
Upaya Bersama Pemerintah,
Sekolah, dan Orang Tua
Berbagai
program untuk meningkatkan literasi digital sebenarnya sudah digalakkan. Salah
satunya adalah Program Literasi Digital Nasional yang diinisiasi oleh
Kominfo.
Program
ini menyasar sekolah-sekolah dan komunitas pendidikan di seluruh Indonesia
untuk memberikan pelatihan dasar mengenai keamanan digital, etika daring, serta
keterampilan mencari informasi yang valid.
Selain
itu, banyak sekolah juga mulai menerapkan pembelajaran berbasis teknologi
untuk membiasakan anak menggunakan media digital secara produktif. Namun, agar
hasilnya optimal, peran orang tua tetap tak tergantikan.
Apa yang Bisa Dilakukan
Orang Tua dan Guru?
Panduan Praktis
Meningkatkan Literasi Digital Anak
Berikut
beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan orang tua maupun guru untuk meningkatkan
literasi digital anak:
- Ajarkan berpikir kritis saat menerima informasi
dari internet.
- Gunakan aplikasi edukatif sebagai sarana belajar,
bukan hanya hiburan.
- Diskusikan konten yang
dikonsumsi
anak secara terbuka tanpa menghakimi.
- Batasi waktu layar dan dorong aktivitas fisik
atau interaksi sosial secara langsung.
- Berikan contoh penggunaan teknologi secara
sehat dan bertanggung jawab.
Dengan
pendekatan yang tepat, dunia digital bisa menjadi ruang tumbuh yang aman dan
menyenangkan bagi anak.
Menuju Generasi Digital
yang Cerdas dan Bijak
Literasi
digital adalah bagian penting dari keterampilan hidup anak zaman now. Bukan
sekadar tren, tapi kebutuhan.
Anak-anak
perlu dibekali kemampuan memahami dunia digital secara menyeluruh dari cara
kerja algoritma, potensi disinformasi, hingga pentingnya jejak digital yang
sehat.
Dengan
kolaborasi antara sekolah, pemerintah, dan keluarga, kita bisa menciptakan
ekosistem digital yang mendukung tumbuh kembang anak.
Karena
pada akhirnya, teknologi hanyalah alat yang menentukan arah penggunaannya
adalah manusia dan semakin dini anak diajari menggunakan teknologi dengan
bijak, semakin besar peluang mereka menjadi generasi yang tidak hanya pintar,
tapi juga bijaksana secara digital.