Guru Ajar Pakai ChatGPT, Ini Respons Mengejutkan dari Murid dan Orang Tua

Daftar Isi

 

•	Guru sedang mengajar dengan bantuan ChatGPT di ruang kelas modern
Sumber : artificial intellegence center indonesia

Ketika teknologi masuk ke ruang kelas, bukan hanya alat tulis yang tergantikan cara belajar juga ikut berevolusi. Salah satu inovasi terbaru yang mulai menyita perhatian adalah guru ajar pakai ChatGPT.

Kecerdasan buatan (AI) ini mulai digunakan oleh sejumlah pendidik untuk membantu proses pembelajaran. Tapi bagaimana respons dari murid dan orang tua? Ternyata tidak sesederhana yang dibayangkan.

Mengajar Pakai ChatGPT: Sekadar Tren atau Solusi Nyata?

Di beberapa sekolah kota besar seperti Jakarta, Surabaya, hingga Yogyakarta, mulai terlihat tren penggunaan teknologi oleh guru sebagai bagian dari metode mengajar. 

Video guru yang menggunakan ChatGPT lewat proyektor kelas pun sempat viral di media sosial—menjadi bahan diskusi hangat, dari grup wali murid hingga forum pendidikan nasional.

Namun, tidak semua siswa merasa terbantu. Beberapa justru merasa bingung karena penjelasan dari AI kadang terlalu teknis atau kurang relevan secara lokal. 

Hal ini menunjukkan bahwa AI dalam proses belajar mengajar tetap memerlukan pendampingan guru sebagai pengarah utama.


Baca Juga : Menakjubkan, Revolusi Pembelajaran Sains Sudah Menggunakan Teknologi VR dan AR

 

Orang Tua Terbelah, Dukungan vs Kekhawatiran

Respons dari orang tua pun terbagi dua. Ada yang melihat ini sebagai langkah maju dalam dunia Pendidikan, Namun, sebagian lainnya cemas.

Perspektif Guru, Asisten, Bukan Pengganti

Mayoritas guru melihat ChatGPT sebagai alat bantu, bukan pengganti. Di sisi lain, ada juga guru yang lebih berhati-hati.

 Ini memperlihatkan pentingnya menjaga peran guru sebagai fasilitator utama. AI bisa membantu, tapi tidak bisa menggantikan kepekaan manusia dalam mendidik.

 

Teknologi Harus Membantu, Bukan Menggantikan

Guru ajar pakai ChatGPT menjadi salah satu refleksi perubahan di dunia pendidikan. AI kini hadir bukan sebagai tamu di kelas, melainkan bagian dari proses belajar. 

Namun, agar inovasi ini berdampak positif, perlu ada keseimbangan antara teknologi dan sentuhan manusia.

Guru tetap harus jadi sutradara. Siswa tetap pemeran utama. Dan AI? Ia hanya salah satu alat bantu di balik layar, bukan tokoh sentral.

Jika dimanfaatkan dengan bijak, asisten AI di sekolah bisa menjadi mitra luar biasa dalam membentuk masa depan pendidikan Indonesia yang lebih adaptif dan inklusif.

 


Jasa Pembuatan Website UMKM
Jasa Pembuatan Website UMKM
Jasa Pembuatan Website UMKM